Pada tanggal 25 mei 2013 yang baru lalu, untuk pertama kalinya AIJ mengadakan pameran di Jenewa. Didukung oleh Kedutaan Besar RI di Bern dan Perwakilan Tetap RI di Jenewa, pameran ini diselenggarakan untuk memfasilitasi dan memperkenalkan bakat-bakat anggota AIJ di bidang seni seperti fotografi, kerajinan, perhiasan, jahit, tari dan lain-lain, serta kuliner, yang tujuan akhirnya memperkenalkan keanekaragaman budaya indonesia dan juga sarana bertemu, bersatu, masyarakat indonesia dan non-indonesia yang cinta Indonesia.
Kesibukan dimulai dari sebelum pukul 8 pagi di tengah hujan dan suhu sekitar 4 derajat celcius.
Pada acara pembukaan, Ketua AIJ Chinny Pahud menyampaikan rasa kebanggaan dalam menyelenggarakan dan membukanya bersama-sama dengan Duta Besar Watapri untuk Jenewa, Bapak Triyono Wibowo, Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss di Bern, Bapak Djoko Susilo, dan Walikota Grand Saconnex, Jean-Marc Comte.
“Saya bangga dengan AIJ yang senantiasa berupaya mengenalkan keanekaragaman budaya Indonesia ke dunia luar khususnya kepada Swiss. Kegiatan pameran ini yang menampilkan beberapa sisi budaya Indonesia merupakan contoh konkrit komitmen kuat dan cermin kecintaan AIJ pada nilai-nilai budaya Indonesia, serta juga merupakan salah satu bentuk diplomasi budaya Indonesia,” tutur Dubes Triyono Wibowo dalam sambutannya.
Sementara Dubes Djoko Susilo menyampaikan bahwa KBRI Bern akan senantiasa mendukung kegiatan-kegiatan yang positif dalam rangka mempromosikan Indonesia di Swiss. Selain itu, kegiatan seperti ini dapat meningkatkan jalinan kerjasama dan persahabatan antara Indonesia dan Swiss. Senada dengan itu, Walikota Grand Saconnex, Jean-Marc Comte, menyampaikan bahwa di wilayahnya yang nota bene 45% di antaranya adalah pendatang, beliau selalu menyambut baik acara pameran kebudayaan dalam rangka mendukung semangat multikultural di wilayahnya.
Salle de Saconnay di mana pameran ini berlangsung disulap sehingga bernuansakan Indonesia berkat kain-kain nusantara berupa kain-kain tenun dan batik dengan motif yang berwarna-warni dari berbagai pelosok nusantara yang dipinjamkan oleh Ibu Moeliek Wibowo. Selain itu di sepanjang dinding ruangan, terdapat 42 fotografi karya 16 anggota AIJ yang bermukim di Jenewa dan Bern, termasuk Bapak Duta Besar Edi Yusup, yang menampilkan keindahan alam Indonesia dan Swiss.
Untuk memuaskan hasrat kuliner pengunjungnya, ada beberapa stan menjajakan penganan khas Indonesia dimulai dari Nasi Gudeg, Somay, Pempek hingga sambal rica-rica dan rempeyek, dan juga jajanan pasar semacam Putu Ayu, Kue Pukis, dan lain-lain, yang biasanya sulit dijumpai di Swiss. Buat pengunjung yang hendak membuat masakannya sendiri, dijual pula bumbu-bumbu khas Indonesia. Namun tak hanya penganan Indonesia, pengunjung juga bisa merasakan kue-kue khas Swiss, seperti bricelets dan meringues.
Para pengunjung juga diberi kesempatan untuk mendapatkan berbagai hasil kerajinan tangan dan baju-baju batik, bordir, serta buah karya anggota AIJ sendiri yang berbakat dalam bidang jahit menjahit. Sementara itu di salah satu pojok ruangan terdapat studio foto kecil hasil kerja sama AIJ dan Darma Wanita Persatuan PTRI Jenewa yang memberikan kesempatan para pengunjung untuk memperoleh kenangan berupa foto diri dengan baju tradisional dan make-up Indonesia. Ternyata sambutan pengunjung untuk berfoto ini sangat besar, sehingga mereka rela mengantri untuknya.
Dalam pameran ini juga ditampilkan tarian Bali Taruna Jaya yang dibawakan oleh Lia Bruckl dan tarian Jawa Wira Pertiwi oleh Chinny Pahud yang mendapat sambutan meriah dari para pengunjung, serta tidak ketinggalan tarian Poco-poco yang ditarikan bersama-sama dengan pengunjung.
Meskipun cuaca tidak mendukung, karena hujan dan dinginnya udara yang tidak biasanya terjadi di akhir bulan Mei, namun tidak menyurutkan semangat datangnya pengunjung yang tidak hanya terdiri dari masyarakat Indonesia di Jenewa, Bern dan sekitarnya, tapi juga warga Jenewa yang tertarik untuk datang memeriahkan acara yang berlangsung dari pukul 11 hingga pukul 18. Mengutip Ibu Senny Syahfinar, salah satu anggota AIJ, ketika berlangsungnya acara pameran ini, yang menyampaikan kebanggaan dan kebahagiaannya atas suksesnya acara yang sifatnya “dari kita untuk kita” . Bahkan ada pengunjung yang tidak mau disebutkan namanya yang mengungkapkan usulnya agar acara ini berlangsung lebih sering tidak hanya satu kali setahun dan tidak hanya satu hari.
Di penutup acara, di umumkan pemenang utama hadiah door prize berupa menginap di Villa Champery, Foto dedikasi Pak Edi Yusup, dan voucher. Selain hadiah-hadiah utama tersebut, pengunjung juga mendapatkan beberapa hadiah hiburan sumbangan peserta pameran seperti foto, kerajinan dan lain-lain.
Kepada pemenang menginap di Villa Champery, sang pemilik villa Luc Defago berujar, ” voici les heureux gagnants du 1er prix Tombola! Nous nous réjouissons de les accueillir à Champéry! au chalet les Croix”
Sampai ketemu di acara AIJ selanjutnya
Foto-foto oleh : Heru Fathurohman, Dadan Wardhana, Senny Syahfinar, Tina Sutriesno, Hedi dan Harun
Bravo dan salut !!! Sukses dan terus membawa keharuman nama Indonesia di Swiss dan buat negara2 lain.
Bravo AIJ ! Selamat atas kesuksesan acara kalian. Mach weiter so !
Salam kami,
Andy & Catharina
Terima kasih Mieke untuk doa dan dukungannya… Terima kasih Catharina, seneng kita bisa ketemuan yaa pada akhirnya…
Hello Chinny, Leon, Cessy dan Wasih serta Teman2 AIJ yang berbahagia …
Senang sekali mendengar bahwa acara perdana AIJ untuk memperkenalkan
ke-anekaragam-an budaya Indonesia di Jenewa, berlangsung meriah dan sukses. Untuk itu, aku pribadi mengucapkan S E L A M A T !!!
Aku juga mohon ma’af karena berhalangan hadir, dikarenakan kondisi kesehatan ibuku yang tidak mengiijinkan untuk ditinggal sendirian di rumah pada hari itu …, walaupun sebelumnya suara hati sudah menggebu-gebu untuk hadir. Semoga AIJ tetap berjaya dan sentosa selamanya.
Salam hangat,
/mieke lolong
Terima kasih Mieke, berhasilnya acara ini juga berkat doa dan dukungan dari Mieke dan lain-lain. salam hangat untuk Mieke dan ibundanya.